Berhari-hari ramai kontroversi soal puisi Fadli Zon, Doa Yang Tertukar. Ia mendapatkan banyak kecaman dari banyak kalangan karna puisinya dianggap melecehkan Ulama sepuh, KH Maimun Zubari atau yang sering dipanggil Mbah Moen.
Komunitas santri pondok pesantren di sejumlah daerah bahkan melakukan aksi unjuk rasa memprotes dan mengecam Fadli Zon, politisi Gerindra itu. Namun demikian Ia tak bergeming. Fadli bersikukuh tak bersalah dengan puisinya dan mengaku puisinya bukan ditujukan untuk Mbah Moen tetapi untuk Gus Romy (Ketua Umum PPP).
Sejumlah tokoh NU secara tegas mengatakan bahwa Puisi Fadli Zon melecehkan Mbah Maemun sehingga menyarankannya minta maaf langsung. Bahkan Prof. Mahfud MD juga ikut bersuara dan sama, Ia menilai puisi Fadli Zon tidak etis kepada Ulama sepuh yang sudah berusia di atas 90 tahun itu.
Sekian hari menjadi kontroversi, dan belum ada permintaan maaf langsung, akhirnya pada sebuah kesempatan Mbah Maeum menanggapi puisi Fadli Zon itu. Ia menyerahkan sepenuhnya polemik itu kepada Allah SWT. Bagi kalangan santri sikap yang kelihatannya sederhana ini sungguh sangat menakutkan. Karna kepasrahan Ulama sepuh itu dianggap lebih keramat akibatnya ketimbang tanggapan menolak atau menerima secara pribadi.
Sebagaimana dibertakan oleh iNews.id , menanggapi kontroversi puisi Fadli Zon, Mbah Moen yang ditemui seusai menghadiri deklarasi petani se-Priangan Timur Dukung Jokow-Ma'ruf Amin di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hanya tersenyum.
Mustasyar (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengaku menyerahkan masalah tersebut kepada Allah yang Mahatahu. "Terserah yang menjalankan. Allah SWT Mahatahu. Aku menyerahkan semuanya pada Allah SWT," kata Mbah Moen di Kabupaten Tasikmalaya, Senin (18/2/2019) dikutip inews.id
Soal aksi-aksi para santri dan warga NU yang memprotes Fadli Zon, Mbah Moen juga tidak akan melarang dan tidak akan menyuruh melakukan protes.
Menurut Mbah Moen, sebagai warga negara akan taat pada pemerintah karena jika itu melanggar hukum tentu ada pihak berwajib yang memprotes. "Terpenting negara ini aman. Saya serahkan sama pemerintah kalau soal aksi. Boleh atau tidaknya negara lebih tahu," ujar pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jateng itu.
Nah , sebenarnya cukup jelas sikap Mbah Maemun ini. Karakter Kyai jika menggangap sebuah hal tidak masalah akan sangat mudah memaafkan dan meminta untuk tidak mempersoalkannya. Dengan sikap kepasarahan Mbah Maemun adalah indikasi bahwa beliau menganggap kasus itu adalah hal serius sehingga harus diserahkan kepada Yang Maha Kuasa. **
sumber
Komunitas santri pondok pesantren di sejumlah daerah bahkan melakukan aksi unjuk rasa memprotes dan mengecam Fadli Zon, politisi Gerindra itu. Namun demikian Ia tak bergeming. Fadli bersikukuh tak bersalah dengan puisinya dan mengaku puisinya bukan ditujukan untuk Mbah Moen tetapi untuk Gus Romy (Ketua Umum PPP).
Sejumlah tokoh NU secara tegas mengatakan bahwa Puisi Fadli Zon melecehkan Mbah Maemun sehingga menyarankannya minta maaf langsung. Bahkan Prof. Mahfud MD juga ikut bersuara dan sama, Ia menilai puisi Fadli Zon tidak etis kepada Ulama sepuh yang sudah berusia di atas 90 tahun itu.
Sekian hari menjadi kontroversi, dan belum ada permintaan maaf langsung, akhirnya pada sebuah kesempatan Mbah Maeum menanggapi puisi Fadli Zon itu. Ia menyerahkan sepenuhnya polemik itu kepada Allah SWT. Bagi kalangan santri sikap yang kelihatannya sederhana ini sungguh sangat menakutkan. Karna kepasrahan Ulama sepuh itu dianggap lebih keramat akibatnya ketimbang tanggapan menolak atau menerima secara pribadi.
Sebagaimana dibertakan oleh iNews.id , menanggapi kontroversi puisi Fadli Zon, Mbah Moen yang ditemui seusai menghadiri deklarasi petani se-Priangan Timur Dukung Jokow-Ma'ruf Amin di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hanya tersenyum.
Mustasyar (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengaku menyerahkan masalah tersebut kepada Allah yang Mahatahu. "Terserah yang menjalankan. Allah SWT Mahatahu. Aku menyerahkan semuanya pada Allah SWT," kata Mbah Moen di Kabupaten Tasikmalaya, Senin (18/2/2019) dikutip inews.id
Soal aksi-aksi para santri dan warga NU yang memprotes Fadli Zon, Mbah Moen juga tidak akan melarang dan tidak akan menyuruh melakukan protes.
Menurut Mbah Moen, sebagai warga negara akan taat pada pemerintah karena jika itu melanggar hukum tentu ada pihak berwajib yang memprotes. "Terpenting negara ini aman. Saya serahkan sama pemerintah kalau soal aksi. Boleh atau tidaknya negara lebih tahu," ujar pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jateng itu.
Nah , sebenarnya cukup jelas sikap Mbah Maemun ini. Karakter Kyai jika menggangap sebuah hal tidak masalah akan sangat mudah memaafkan dan meminta untuk tidak mempersoalkannya. Dengan sikap kepasarahan Mbah Maemun adalah indikasi bahwa beliau menganggap kasus itu adalah hal serius sehingga harus diserahkan kepada Yang Maha Kuasa. **
sumber
Komentar
Posting Komentar