Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat ) Irian Jaya yang digelar pada tahun 1969 silam menunjukkan jika Papua menjadi bagian NKRI tanpa paksaan. Proses Demokrasi di Papua itu menjadi tonggak bersejarah bahwa sebagian besar rakyat Papua memang menginginkan menjadi bagian dari negara Indonesia.
Hanya saja akhir-akhir ini, janji tersebut dinodai oleh para separatis KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) yang tergabung dalam OPM, menginginkan kemerdekaan Papua demi kepentingan kelompoknya sendiri. Sayangnya berbagai tindakan makar belum mendapatkan tindakan yang cukup tegas.
Buktinya bukan semakin berkurang aksi-aksi semcam itu, tapi malah semakin merebak dan terbuka. Mereka sudah tidak lagi malu-malu menjalankan agendanya, bahkan pada 31 Juli 2018 lalu, publik dikejutkan dengan proklamasi kemerdekaan Negara Federasi Papua Barat (NFRPB) yang digerakkan oleh Yoab Stafle bersama puluhan pendukungnya.
Bukan main-main, apalagi proklamasi itu mengumandang di salah satu universitas negeri ternama di Papua, yakni Universitas Cendrawasih. Aksi ini memicu tindakan-tindakan makar lainnnya yang semakin gamblang saja.
Sebut saja saat acara ospek di UNCEN beberapa waktu lalu, mahasiswa baru diminta menggunakan atribut bintang kejora sampai menyanyikan lagu Papua Merdeka. Sementara di Surabaya, mahasiswa Papua mencari keributan dengan enggan memasang bendera merah putih untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 73. Sementara kemarin 2 anggota TNI kembali gugur usai dihujam tembakan oleh gerilyawan KKB di Puncak Jaya.
Rangkaian peristiwa tersebut semakin menunjukkan jika BIN tengah tertidur dan tak ada tajinya. Tak ada satupun langkah antisipatif yang bisa mencegah terjadinya peristiwa tersebut. Oleh karena itu pantaslah kiranya jika kita bertanya, dimanakah BIN bersembunyi sekarang?
Baca Sumber
Komentar
Posting Komentar