Natalius Pigai, putra asli Papua sekaligus mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku kecewa dengan sikap Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Bukan memperhatikan nasib para korban, Joko Widodo justru mengabaikan bencana alam hanya untuk pencitraan.
Luapan kekecewaan tersebut disampaikan Natalius Pigai lewat akun twitternya @nataliuspigai; pada Rabu (26/12/2018).
Natalius mengaku sedih melihat pemimpin negara mengatur kamera untuk menunjukkan kepedulian.
Namun bukan tulus, kedatangan Jokowi-sapaan Joko Widodo; katanya, hanya semata demi sebuah pencitraan.
Mirisnya, pencitraan dilakukan Jokowi di tengah kesedihan, puing bangunan dan kematian sejumlah bencana yang melanda Nusantara sepanjang tahun 2018.
"Sbg umat beragama sy sedih lihat video Presiden Joko Widodo mengatur kamera seakan mau menunjukkan kepedulian. Hny demi sebuah pencitraan di atas puing-pusing kematian. Dimana nurani simpati, empati , cinta, kasih sayang dan kepedulian pada sesama manusia apalagi pada rakyatnya," tulis Natalius.
Pernyataannya dibuktikannya lewat video dibalik layar kunjungan Jokowi ke lokasi tsunami Anyer, Banten pada Selasa (25/12/2018).
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan sejumlah potret yang diunggah Jokowi lewat akun sosial medianya, @jokowi; ketika meninjau sejumlah lokasi bencana.
Potret yang dibagikan Jokowi terkesan menggambarkan kesedihan dan kesendirian Jokowi, padahal banyak pihak berada dibalik layar.
Nyinyir
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Fadli Zon menyoroti potret Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ketika meninjau lokasi bencana yang terjadi di sejumlah pelosok Indonesia sepanjang tahun 2018.
Potret yang disebut pihak oposisi sebagai pencitraan Jokowi-sapaan Joko Widodo.
Komentar nyinyir disampaikan Fadli Zon lewat akun twitternya @fadlizon; pada Selasa (25/12/2018).
Fadli Zon menyebut sang Kepala Negara sebagai one man show, layaknya pemeran utama dalam sebuah film rekayasa.
"One Man Show," tulis Fadli Zon.
Komentar nyinyir Fadli Zon itu merujuk sebuah video berisi sejumlah potret Jokowi ketika mengunjungi sejumlah lokasi bencana di pelosok Nusantara.
Walau berbeda latar, potret yang diunggah Jokowi lewat akun media sosialnya, @jokowi; itu memiliki kemiripan.
Jokowi terlihat mengenakan pakaian serupa, yakni kemeja putih berlengan panjang dipadu dengan celana bahan warna hitam serta sepatu kets. Ujung kemejanya dibiarkan keluar, tidak dimasukkan ke dalam celana dengan posisi lengan digulung hingga batas siku tangan.
Tidak hanya gaya pakaian yang seragam, potret ketika Jokowi meninjau bencana juga sama. Jokowi terlihat sendirian berjalan kaki berkeliling lokasi bencana, tidak ada pengawal ataupun pejabat negara yang mendampingi.
Kehadiran Jokowi tersebut pun dinilai para oposisi layaknya sebuah film rekayasa. Salah satunya Dewo lewat akun @putrabanten80; pada Selasa (25/12/2018). Politikus itu bahkan menyebut Jokowi sebagai model dan Raja Pencitraan.
Hal itu dibuktikannya lewat sebuah video di balik layar potret kesendirian Jokowi. Jokowi yang semula terlihat sendirian dan terkesan sedih dalam potret justru ditemani puluhan pejabat negara, mulai dari Kepolisian, TNI, pemerintah daerah hingga Kementerian Republik Indonesia.
Para pengawal dan pejabat negara tersebut diperintahkan agar menjaga jarak dan diam di tempat selagi sesi pemotretan dilakukan.
Ekspresi sedih Jokowi dalam potret pun berbanding terbalik dalam video di balik layar. Jokowi terlihat bercakap-cakap dengan seorang juru foto sebelum akhirnya dipotret dari jauh.
"Begini Toh...Proses Sang Model Ambil Posisi Dan Pose Yang Pas Buat Pemotretan... Raja Pencitraan...!!! #2019PrabowoSandi," tulis Dewo.
https://mobile.twitter.com/putrabanten80/status/1077192752603906050/video/1
Terlepas dari ungkapan nyinyir tersebut, tugas Jokowi sebagai Kepala Negara wajib diapresiasi.
Pasalnya, hanya berjeda tiga hari sejak tsunami Anyer terjadi, Jokowi bertolak dari Istana Bogor meninggalkan keluarganya untuk menemui para korban dna pengungsi di kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
"Bertolak dari Bogor, Jawa Barat, dengan helikopter pagi ini, saya mengunjungi Banten untuk melihat langsung penanganan pascabencana tsunami di sekitar Selat Sunda, Sabtu lalu. Mohon doa dari seluruh Tanah Air agar kita semua diberiNya keselamatan, kesabaran, dan kekuatan. Amin," tulis Jokowi.
sumbernya
Bukan memperhatikan nasib para korban, Joko Widodo justru mengabaikan bencana alam hanya untuk pencitraan.
Luapan kekecewaan tersebut disampaikan Natalius Pigai lewat akun twitternya @nataliuspigai; pada Rabu (26/12/2018).
Natalius mengaku sedih melihat pemimpin negara mengatur kamera untuk menunjukkan kepedulian.
Namun bukan tulus, kedatangan Jokowi-sapaan Joko Widodo; katanya, hanya semata demi sebuah pencitraan.
Mirisnya, pencitraan dilakukan Jokowi di tengah kesedihan, puing bangunan dan kematian sejumlah bencana yang melanda Nusantara sepanjang tahun 2018.
"Sbg umat beragama sy sedih lihat video Presiden Joko Widodo mengatur kamera seakan mau menunjukkan kepedulian. Hny demi sebuah pencitraan di atas puing-pusing kematian. Dimana nurani simpati, empati , cinta, kasih sayang dan kepedulian pada sesama manusia apalagi pada rakyatnya," tulis Natalius.
Pernyataannya dibuktikannya lewat video dibalik layar kunjungan Jokowi ke lokasi tsunami Anyer, Banten pada Selasa (25/12/2018).
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan sejumlah potret yang diunggah Jokowi lewat akun sosial medianya, @jokowi; ketika meninjau sejumlah lokasi bencana.
Potret yang dibagikan Jokowi terkesan menggambarkan kesedihan dan kesendirian Jokowi, padahal banyak pihak berada dibalik layar.
Nyinyir
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Fadli Zon menyoroti potret Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ketika meninjau lokasi bencana yang terjadi di sejumlah pelosok Indonesia sepanjang tahun 2018.
Potret yang disebut pihak oposisi sebagai pencitraan Jokowi-sapaan Joko Widodo.
Komentar nyinyir disampaikan Fadli Zon lewat akun twitternya @fadlizon; pada Selasa (25/12/2018).
Fadli Zon menyebut sang Kepala Negara sebagai one man show, layaknya pemeran utama dalam sebuah film rekayasa.
"One Man Show," tulis Fadli Zon.
Komentar nyinyir Fadli Zon itu merujuk sebuah video berisi sejumlah potret Jokowi ketika mengunjungi sejumlah lokasi bencana di pelosok Nusantara.
Walau berbeda latar, potret yang diunggah Jokowi lewat akun media sosialnya, @jokowi; itu memiliki kemiripan.
Jokowi terlihat mengenakan pakaian serupa, yakni kemeja putih berlengan panjang dipadu dengan celana bahan warna hitam serta sepatu kets. Ujung kemejanya dibiarkan keluar, tidak dimasukkan ke dalam celana dengan posisi lengan digulung hingga batas siku tangan.
Tidak hanya gaya pakaian yang seragam, potret ketika Jokowi meninjau bencana juga sama. Jokowi terlihat sendirian berjalan kaki berkeliling lokasi bencana, tidak ada pengawal ataupun pejabat negara yang mendampingi.
Kehadiran Jokowi tersebut pun dinilai para oposisi layaknya sebuah film rekayasa. Salah satunya Dewo lewat akun @putrabanten80; pada Selasa (25/12/2018). Politikus itu bahkan menyebut Jokowi sebagai model dan Raja Pencitraan.
Hal itu dibuktikannya lewat sebuah video di balik layar potret kesendirian Jokowi. Jokowi yang semula terlihat sendirian dan terkesan sedih dalam potret justru ditemani puluhan pejabat negara, mulai dari Kepolisian, TNI, pemerintah daerah hingga Kementerian Republik Indonesia.
Para pengawal dan pejabat negara tersebut diperintahkan agar menjaga jarak dan diam di tempat selagi sesi pemotretan dilakukan.
Ekspresi sedih Jokowi dalam potret pun berbanding terbalik dalam video di balik layar. Jokowi terlihat bercakap-cakap dengan seorang juru foto sebelum akhirnya dipotret dari jauh.
"Begini Toh...Proses Sang Model Ambil Posisi Dan Pose Yang Pas Buat Pemotretan... Raja Pencitraan...!!! #2019PrabowoSandi," tulis Dewo.
https://mobile.twitter.com/putrabanten80/status/1077192752603906050/video/1
Terlepas dari ungkapan nyinyir tersebut, tugas Jokowi sebagai Kepala Negara wajib diapresiasi.
Pasalnya, hanya berjeda tiga hari sejak tsunami Anyer terjadi, Jokowi bertolak dari Istana Bogor meninggalkan keluarganya untuk menemui para korban dna pengungsi di kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
"Bertolak dari Bogor, Jawa Barat, dengan helikopter pagi ini, saya mengunjungi Banten untuk melihat langsung penanganan pascabencana tsunami di sekitar Selat Sunda, Sabtu lalu. Mohon doa dari seluruh Tanah Air agar kita semua diberiNya keselamatan, kesabaran, dan kekuatan. Amin," tulis Jokowi.
sumbernya
Komentar
Posting Komentar