Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menanggapi pertanyaan terkait pemecatan mantan Menko Bindang Kemaritiman Rizal Ramli dan mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @mohmahfudmd yang diunggah pada Jumat (28/12/2018).
Awalnya, netter dengan akun @Idris10111979 menanyakan apakah Mahfud MD mengetahui alasan di balik pemecatan Rizal Ramli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"@mohmahfudmd mohon izin prof, saya yakin prof Mahfud tahu bahwa Rizal Ramli dan Sudirman said orang baik, tegas, jujur dan bersih, kenapa mereka bisa dipecat Jokowi, apakah karena mereka tidak bisa di kendalikan karena lebih berpihak kepada rakyat kecil..???," tanya dia.
Menanggapi hal tersebut, Mahfud MD mengaku tidak tahu alasan mengapa Rizal Ramli dipecat.
Menurut Mahfud MD, pemecatan itu adalah hak prerogratif presiden Jokowi.
"Sy tak tahu kalau alasan pemecatannya.
Itu hak prerogatif Presiden.
Tp yg bs disimpulkan dari pernyataan/pertanyaan Anda:
Orang yg sama2 baik pun bisa bertentangan dan saling ribut.
Mengapa?
Krn tak ada kebenaran mutlak. Tinggallah, yg peting pengambil kebijakan bertanggungjawab,"jawab Mahfud MD.
Postingan Mahfud MD
Sebelumnya, Rizal Ramli sempat beberapa kali memberikan tanggapan terkait pemecatannya oleh Presiden Jokowi.
Seperti yang ia sampaikan April lalu melalui akun Twitternya.
Saat itu, Rizal Ramli mengaku berterima kasih kepada Jokowi lantaran memecat dirinya.
"Tks Mas Jokowi telah memecat saya sebagai Menko (bidang kemaritiman-red), sehingga bisa mempersiapkan diri utk mengubah Indonesia lebih baik,"katanya, 16 April 2018.
Postingan Rizal Ramli
Sebelumnya, pada Jumat (6/4/2018) Rizal Ramli melalui akun Twitternya juga mengungkapkan jika pemecatannya bukan karena EQ.
Rizal Ramli mengungkapkan jika persoalan utamanya adalah konflik kepentingan, penguasa merangkap pengusaha, serta hantu reklamasi.
Ia menyebut jika dirinya legowo terhadap pencopotan tersebut, lantaran tak pernah meminta jabatan itu kepada pemerintah.
@RamliRizal:Bukan itu masalahnya Pak Thamrin,
Pokok utamanya: Konflik kepentingan Peng-Peng, Penguasa-merangkap-Pengusaha, dan hantu dibelakang reklamasi,
RR legowo kok, wong ndak pernah minta jabatan itu. Gitu aja ribet.
Postingan Rizal Ramli
Pada kesempatan lain, Rizal Ramli juga telah mengungkapkan alasan ia dipecat dari Kabinet Kerja pada acara Jaya Suprana Show, Februari 2018.
Menurutnya, ada pihak-pihak yang tak suka ia berada dalam Kabinet Kerja karena jurus kepretnya.
Jurus kepret adalah frasa yang dibuat Rizal Ramli untuk mengingatkan para pejabat negara untuk tidak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Lebih lanjut, Rizal menyebut, karena jurus kepretnya inilah beberapa pihak menjadi tidak leluasa untuk melakukan KKN.
Pihak-pihak yang punya kepentingan pribadi maupun kelompok inilah yang diduga tak menyukai keberadaan Rizal Ramli di dalam Kabinet Kerja.
Selain itu, Rizal menyebutkan beberapa mega proyek negara yang disinyalir terlalu dipaksakan hingga membuat negara merugi.
Sebut saja mega proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt yang diwacanakan Presiden Joko Widodo sejak awal masa kepemimpinannya pada 2014 lalu.
Pada Oktober 2017 lalu, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa listrik dari mega proyek ini terancam sia-sia karena asupan listrik yang dihasilkan proyek tersebut akan jauh melebihi permintaan listrik yang ada saat ini.
“Memang listrik itu jangan sampai lebih. Kalau lebih, enggak dipakai tetapi tetap (PLN) harus bayar kepada investor (pembangkit listriknya),” ujarnya di Jakarta, Senin (16/10/2017), dikutip Tribun Wow dari Kompas.com.
Melihat hal ini, Rizal Ramli menyebut bahwa ia sudah bisa memprediksi bahwa mega proyek ini tak akan berjalan mulus.
"Tikus yang main di proyek listrik, mau maksain 35 ribu watt, kan saya kepret.
Waktu itu saya dibantah-bantah, sekarang kan terbukti," ujarnya kepada Jaya Suprana.
Selain itu, ia juga menyebut proyek BUMN lainnya, yakni proyek pembelian pesawat Garuda Indonesia long route Airbus A350.
Rizal menyebut bahwa ia telah mengingatkan bahwa proyek ini bisa membuat Garuda Indonesia merugi.
"Hati-hati, nanti Garuda rugi, betul."
"Tahun 2016, rugi 2,4 triliun, kemudian tahun 2017 rugi 3,2 triliun," tambahnya.
Menurutnya, Garuda Indonesia seharusnya lebih fokus pada penerbangan domestik dan wilayah Asia saja.
"Seharusnya Garuda lebih fokus pada domestik dan Asia, karena Garuda pasti bisa ngalahin Japan Airlines, lebih efisien, kualitas servisnya sama bagus."
"Garuda pasti bisa mengalahkan Qantas Airlines, bisa mengalahkan New Zealand, bisa mengalahkan Malaysia, kita kuasai dulu pasar regional," katanya.
"Jadi artinya, kalau anda melakukan kepret itu, ada pihak-pihak yang memang tidak ingin dikepret?" tanya Jaya Suprana.
"Yes," jawab Rizal Ramli dengan tegas.
Simak videonya di bawah ini!
Diketahui, Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Joko Widodo.
Saat itu, Rizal Ramli baru 11 bulan menjabat (12 Agustus 2015 - 27 Juli 2016).
Pemberhentian itu dilakukan oleh Jokowi dalam resuffle kabinet jilid I.
Jabatan tersebut kemudian digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Pemecatan Sudirman Said
Sementara itu, Sudirman Said menjabat sebagai Menteri ESDM pada Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
Sudirman Said dicopot oleh Jokowi dan kemudian digantikan oleh Archandra Tahar, lalu Ignasius Jonan pada Oktober 2016.
Dikutip dari Kompas.com, Sudirman Said sempat menjadi soroyan karena melaporkan Setya Novanto (Ketua DPR saat itu) kepada Mahkamah Kehormatan Dewan.
Sudirman Said melaporkan Setnov terkait dugaan mencatut nama Jokowi-JK untuk meminta saham dari PT Freeport Indonesia.
Sudirman Said pun membeberkan sejumlah bukti terkait hal tersebut.
Lantaran laporan kasus 'Papa Minta Saham' ini, Setnov mengundurkan diri dari jabatannya.
Meski demikian, Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Golkar pada Mei 2016.
Setnov lantas mendeklarasikan dukungan partainya untuk Jokowi di pemerintahan dan Pilpres 2019.
Selang dua bulan setelah deklarasi Setnov, Sudirman Said dicopot oleh Jokowi.
Meski demikian, tidak diketahui pasti apa alasan Sudirman Said dicopot dari jabatannya.
sumbernya
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @mohmahfudmd yang diunggah pada Jumat (28/12/2018).
Awalnya, netter dengan akun @Idris10111979 menanyakan apakah Mahfud MD mengetahui alasan di balik pemecatan Rizal Ramli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"@mohmahfudmd mohon izin prof, saya yakin prof Mahfud tahu bahwa Rizal Ramli dan Sudirman said orang baik, tegas, jujur dan bersih, kenapa mereka bisa dipecat Jokowi, apakah karena mereka tidak bisa di kendalikan karena lebih berpihak kepada rakyat kecil..???," tanya dia.
Menanggapi hal tersebut, Mahfud MD mengaku tidak tahu alasan mengapa Rizal Ramli dipecat.
Menurut Mahfud MD, pemecatan itu adalah hak prerogratif presiden Jokowi.
"Sy tak tahu kalau alasan pemecatannya.
Itu hak prerogatif Presiden.
Tp yg bs disimpulkan dari pernyataan/pertanyaan Anda:
Orang yg sama2 baik pun bisa bertentangan dan saling ribut.
Mengapa?
Krn tak ada kebenaran mutlak. Tinggallah, yg peting pengambil kebijakan bertanggungjawab,"jawab Mahfud MD.
Postingan Mahfud MD
Sebelumnya, Rizal Ramli sempat beberapa kali memberikan tanggapan terkait pemecatannya oleh Presiden Jokowi.
Seperti yang ia sampaikan April lalu melalui akun Twitternya.
Saat itu, Rizal Ramli mengaku berterima kasih kepada Jokowi lantaran memecat dirinya.
"Tks Mas Jokowi telah memecat saya sebagai Menko (bidang kemaritiman-red), sehingga bisa mempersiapkan diri utk mengubah Indonesia lebih baik,"katanya, 16 April 2018.
Postingan Rizal Ramli
Sebelumnya, pada Jumat (6/4/2018) Rizal Ramli melalui akun Twitternya juga mengungkapkan jika pemecatannya bukan karena EQ.
Rizal Ramli mengungkapkan jika persoalan utamanya adalah konflik kepentingan, penguasa merangkap pengusaha, serta hantu reklamasi.
Ia menyebut jika dirinya legowo terhadap pencopotan tersebut, lantaran tak pernah meminta jabatan itu kepada pemerintah.
@RamliRizal:Bukan itu masalahnya Pak Thamrin,
Pokok utamanya: Konflik kepentingan Peng-Peng, Penguasa-merangkap-Pengusaha, dan hantu dibelakang reklamasi,
RR legowo kok, wong ndak pernah minta jabatan itu. Gitu aja ribet.
Postingan Rizal Ramli
Pada kesempatan lain, Rizal Ramli juga telah mengungkapkan alasan ia dipecat dari Kabinet Kerja pada acara Jaya Suprana Show, Februari 2018.
Menurutnya, ada pihak-pihak yang tak suka ia berada dalam Kabinet Kerja karena jurus kepretnya.
Jurus kepret adalah frasa yang dibuat Rizal Ramli untuk mengingatkan para pejabat negara untuk tidak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Lebih lanjut, Rizal menyebut, karena jurus kepretnya inilah beberapa pihak menjadi tidak leluasa untuk melakukan KKN.
Pihak-pihak yang punya kepentingan pribadi maupun kelompok inilah yang diduga tak menyukai keberadaan Rizal Ramli di dalam Kabinet Kerja.
Selain itu, Rizal menyebutkan beberapa mega proyek negara yang disinyalir terlalu dipaksakan hingga membuat negara merugi.
Sebut saja mega proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt yang diwacanakan Presiden Joko Widodo sejak awal masa kepemimpinannya pada 2014 lalu.
Pada Oktober 2017 lalu, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa listrik dari mega proyek ini terancam sia-sia karena asupan listrik yang dihasilkan proyek tersebut akan jauh melebihi permintaan listrik yang ada saat ini.
“Memang listrik itu jangan sampai lebih. Kalau lebih, enggak dipakai tetapi tetap (PLN) harus bayar kepada investor (pembangkit listriknya),” ujarnya di Jakarta, Senin (16/10/2017), dikutip Tribun Wow dari Kompas.com.
Melihat hal ini, Rizal Ramli menyebut bahwa ia sudah bisa memprediksi bahwa mega proyek ini tak akan berjalan mulus.
"Tikus yang main di proyek listrik, mau maksain 35 ribu watt, kan saya kepret.
Waktu itu saya dibantah-bantah, sekarang kan terbukti," ujarnya kepada Jaya Suprana.
Selain itu, ia juga menyebut proyek BUMN lainnya, yakni proyek pembelian pesawat Garuda Indonesia long route Airbus A350.
Rizal menyebut bahwa ia telah mengingatkan bahwa proyek ini bisa membuat Garuda Indonesia merugi.
"Hati-hati, nanti Garuda rugi, betul."
"Tahun 2016, rugi 2,4 triliun, kemudian tahun 2017 rugi 3,2 triliun," tambahnya.
Menurutnya, Garuda Indonesia seharusnya lebih fokus pada penerbangan domestik dan wilayah Asia saja.
"Seharusnya Garuda lebih fokus pada domestik dan Asia, karena Garuda pasti bisa ngalahin Japan Airlines, lebih efisien, kualitas servisnya sama bagus."
"Garuda pasti bisa mengalahkan Qantas Airlines, bisa mengalahkan New Zealand, bisa mengalahkan Malaysia, kita kuasai dulu pasar regional," katanya.
"Jadi artinya, kalau anda melakukan kepret itu, ada pihak-pihak yang memang tidak ingin dikepret?" tanya Jaya Suprana.
"Yes," jawab Rizal Ramli dengan tegas.
Simak videonya di bawah ini!
Diketahui, Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Joko Widodo.
Saat itu, Rizal Ramli baru 11 bulan menjabat (12 Agustus 2015 - 27 Juli 2016).
Pemberhentian itu dilakukan oleh Jokowi dalam resuffle kabinet jilid I.
Jabatan tersebut kemudian digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Pemecatan Sudirman Said
Sementara itu, Sudirman Said menjabat sebagai Menteri ESDM pada Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
Sudirman Said dicopot oleh Jokowi dan kemudian digantikan oleh Archandra Tahar, lalu Ignasius Jonan pada Oktober 2016.
Dikutip dari Kompas.com, Sudirman Said sempat menjadi soroyan karena melaporkan Setya Novanto (Ketua DPR saat itu) kepada Mahkamah Kehormatan Dewan.
Sudirman Said melaporkan Setnov terkait dugaan mencatut nama Jokowi-JK untuk meminta saham dari PT Freeport Indonesia.
Sudirman Said pun membeberkan sejumlah bukti terkait hal tersebut.
Lantaran laporan kasus 'Papa Minta Saham' ini, Setnov mengundurkan diri dari jabatannya.
Meski demikian, Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Golkar pada Mei 2016.
Setnov lantas mendeklarasikan dukungan partainya untuk Jokowi di pemerintahan dan Pilpres 2019.
Selang dua bulan setelah deklarasi Setnov, Sudirman Said dicopot oleh Jokowi.
Meski demikian, tidak diketahui pasti apa alasan Sudirman Said dicopot dari jabatannya.
sumbernya
Komentar
Posting Komentar