Sebanyak 1.000 personel gabungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) diterjunkan ke Masjid Az-Zikra, Sentul, Jawa Barat. Ini dilakukan mengantisipasi terjadinya konflik terkait rencana penyelenggaraan diskusi bertajuk 'Syiar dan Silaturahim Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H', Sabtu (17/11).
Penerjunan personel ini tetap dilakukan walaupun pihak Polres Bogor tidak menerbitkan izin penyelenggaran acara diskusi tersebut.
"1.000 personel. Tiga SSK (300) Brimob, dua SSK (200) Sabhara, dan 500 personel gabungan TNI dan Polri," kata Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/11) dikutip CNN Indonesia.
Dia pun mewanti-wanti panitia penyelenggara agar tidak mencoba-coba menggelar diskusi bertajuk 'Syiar dan Silaturahim Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H' di Masjid Az-Zikra karena tidak menerima izin dari pihaknya.
Kata dia, rencana diskusi tersebut telah mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat Bogor karena dinilai dapat merusak empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhinneka Tunggal Ika.
"Tanpa izin, panitia diminta untuk tidak mencoba-coba menggelar acara tersebut," ujar Dicky dikutip CNN
Terpisah, Koordinator Seksi Publikasi dan Informasi penyelenggara diskusi bertajuk 'Syiar dan Silaturahim Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H', Wuri Handoyo, mengatakan bahwa pihaknya tetap bertekad menyelenggarakan acara walaupun belum mendapatkan izin dari pihak kepolisian.
Menurut dia, panitia bertekad agar acara tetap terselenggara dalam bentuk apa pun pada 17 hingga 18 November karena pihaknya sudah telanjur menyebar undangan.
"Belum ada solusi, tapi kami punya tekad acara tetap berjalan 17 hingga 18 November, bagaimana pun bentuknya nanti," kata Wuri seperti dikutip CNNIndonesia.com.
Nampaknya kelompok ini memang keras kepala. Itulaj ciri-ciri dari ormas radikal yang susah diajak kompromi. Untuk menghadapi mereka memang dibutuhkan ketegasan. Mereka terlanjur menganggp sisitem NKRI dengan Pancasila dan Demokrasinya ini adalah sistem toghut atau setan.
Mereka menganggap negara ini adalah negara yang diatur oleh UU produk kafir sehingga tidak boleh diiukti. Solusinya menurut mereka adalah memakai peraturan Tuhan. Mereka tidak sadar bahwa peraturan Tuhan sendiri adalah multi tafsir.
Namun yang terpenting adalah bahwa mereka lupa hidup di Tanah Air Indonesia. Negara yang merupakan kesepakatan para pendirinya yang multi agama suku dan budaya. Jika mereka memaksakan kehendak dengan satu agama itu, maka bersiaplah untuk diberangus oleh anak-anak bangsa dari segenap penjuru Republik ini. **
Komentar
Posting Komentar